Mengapa Jepang Dijuluki Sebagai "Negeri Matahari Terbit?"
Julukan “negeri matahari terbit” yang disematkan pada Jepang mungkin sudah tak asing bagi kita. Namun, alasan di balik julukan itu belum tentu diketahui semua orang kan? Nah untuk mengetahuinya, kali ini JS akan membahas mengapa Jepang dijuluki negeri matahari terbit!
Sebenarnya, jika diminta untuk menyebutkan jawabannya dengan satu kalimat saja, sangat mudah menjawabnya, yaitu “dipengaruhi oleh bangsa Cina.” Namun, gak seru kan kalau asal-usulnya gak diketahui?
Jadi, seperti yang sudah kita ketahui, pada zaman dulu, Cina terbilang sangat maju. Hasilnya, Cina dan budayanya banyak mempengaruhi budaya lain, mulai dari struktur politik, huruf, Buddhisme, arsitektur dan masih banyak lagi.
Nah, salah satu negara yang dipengaruhi budaya Cina adalah Jepang. Karena itulah saat Jepang masih dalam tahap awal perkembangannya, Cina lah yang pertama kali mendeskripsikannya. Inilah awal dari sebutan “negeri matahari terbit” bagi Jepang.
Biar lebih jelas, simak penjelasan berikut!
Sejarah awal Jepang
Saat duta besar pertama Jepang ditugaskan ke Cina pada 57 Masehi, Jepang masih disebut sebagai “Wa,” nama yang dibuat oleh orang Jepang sendiri. Nah, menurut sebuah catatan kontemporer Cina yang dikutip dari situs Today I Found Out, orang Jepang yang datang tersebut seperti berikut:
“Hidup dengan memakan sayuran mentah, nasi dan ikan . . . memiliki hubugan atasan-budak, mengumpulkan pajak, memiliki lumbung dan pasar provinsi. . . [dan] mengalami perjuangan suksesi yang hebat.”
Nah, pada abad pertama di tahun Masehi, salah satu klan Jepang, Yamato, berhasil menguasai Jepang dan pada abad ke-5, Yamato pun menjadi sinonim bagi Jepang. Setelah itu, Jepang pun mulai mengikuti kultur Cina, termasuk metode administrasi dan pemerintahannya.
Pada sekitar tahun 600 Masehi, Pangeran Shotoku (574-622) yang sangat mencintai budaya Cina pun memperkenalkan berbagai budaya Cina ke Jepang, mulai dari etika, kalender, hingga sistem jalan. Ia juga membangun berbagai kuil Buddha, mengirimkan para pelajar ke Cina untuk mempelajari kepercayaan Buddha dan Konfusianisme, serta menjalin hubungan diplomatik formal dengan Cina.
Dan tak hanya itu, menurut buku Contemporary Japanese Thought, Shotoku juga menjadi pencetus nama “Nippon” (asal matahari) bagi Jepang:
Pangeran Umayado [Pangeran Shotoku], pada tahun 607, tahun dimana pertama kalinya perwakilan Jepang dikirimkan ke dinasti Sui, mengirimkan surat pada Kaisar Sui, Yangdi, yang berbunyi: ‘dari Putra Surga di negeri di mana matahari terbit pada Putra Surga di negeri di mana matahari terbenam.”
Sayangnya, kata-kata tersebut malah membuat marah Kaisar Cona karena Shotoku mencoba mensejajarkan diri dengan menyebut dirinya dan Kaisar Cina sama, sebagai “Putra Surga.”
Terlepas dari masalah di atas, pada tahun 645 M, menurut sejarah Jepang, sebuah kudeta istana menyebabkan diperkenalkannya Reformasi Taika ("perubahan besar"). Reformasi ini dimaksudkan untuk lebih memusatkan pemerintahan dan menghilangkan kepemilikan pribadi atas tanah dan menempatkannya di bawah kendali pemerintah terpusat dengan "rakyat langsung tunduk pada takhta." Sebagai bagian dari reformasi ini, Nippon, Nihon (keduanya berarti "asal matahari") dan Dai Nippon (Jepang Raya) digunakan "dalam dokumen diplomatik" sebagai pengganti Wa.
Sementara itu dalam catatan Cina, hal terkait perubahan nama ini disampaikan dengan sedikit berbeda:
Nippon hadir dalam sejarah hanya pada akhir abad ke-7. Old Book of Tang, salah satu bagian dari Twenty-Four Histories, menyebutkan bahwa utusan Jepang tidak menyukai nama negaranya (Wonguo) dan mengubahnya menjadi Nippon, atau “Asal Matahari.” Semntara itu kisah lain pada abad ke-8, True Meaning of Shiji, menyebutkan bahwa Kaisar Wanita Cina, Wu Zetian memerintahkan pada utusan Jepang agar mengubah nama negaranya menjadi Nippon.
Namun, dalam catatan Cina lain yang ditemukan dalam sejarah resmi Dinasti Tang, Xin Tang Shu, mengatakan:
Pada . . . 670, seorang duta besar dari Jepang datang ke tuntuk memberi selamat atas penaklukan Koguryo. Saat itu, orang Jepang yang pernah belajar bahasa Mandarin menjadi tidak menyukai nama Wa dan mengubahnya menjadi Nippon. Menurut utusan Jepang itu sendiri, nama itu dipilih karena negara itu sangat dekat dengan tempat matahari terbit.
Mana yang benar, masih simpang siur. Namun, semuanya memang berhubungan dengan bangsa Cina dan membuat Jepang dijuluki “negeri matahari terbit” kan?
Post a Comment